Syech Maulana Ishaq (Ma Yung Long)

Syech Maulana Ishaq lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai seorang ulama penyebar agama islam khususnya di daerah Samudra Pasai dan sekitarnya, tetapi jarang sekali diketahui oleh masyarakat umum bahwa sebenarnya beliau adalah seorang pejabat dinasti Ming yang beragama islam, dalam catatan Mingshi beliau bernama Haji Ma Yung Long, beliau menjabat sebagai duta/utusan keliling Tiongkok untuk Asia Tenggara, selain ahli dibidang agama Islam beliau juga ahli dalam berdiplomasi dan pengobatan.

Maulana Ishaq/Ma Yung Long adalah anak dari Syekh Jumadil Qubro Azamatkhan / Sayyid Husain Jamaluddin. Syekh Jumadil Qubro Azamatkhan memiliki dua anak, yaitu Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) /Ma Hong Fu dan Maulana Ishaq / Ma Yung Long, yang bersama-sama di tugaskan ke pulau Jawa oleh Jendral Haji Bong Tak Keng selaku pemimpin biro pemerintahan luar tiongkok, Maulana malik Ibrahim/ Ma Hong Fu sebagai duta/utusan khusus di Majapahit dan Maulana Ishaq / Ma Yung Long sebagai kurir dan duta keliling. Maulana Malik Ibrahim di pindah tugaskan ke Champa/Lin Yi, dan adiknya Maulana Ishaq/Ma Yung Long dipindah tugaskan ke Samudera Pasai, kemudian Maulana Malik Ibrahim/ Ma Hong Fu di tugaskan kembali ke Majapahit setelah majapahit bersatu dibawah pemerintahan Ratu Suhita.

Syekh Jumadil Qubro bukan keturunan Jawa, melainkan berasal dari Asia Tengah(Samarkand tepatnya di karakoja Xinjiang-China). Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, yaitu Maulana Malik Ibrahim dan Maulana Ishaq lahir di Samarkand (Uzbekistan Xinjiang-China). Mereka masih kerabat / keluarga dekat Laksamana Cheng Ho.

Beberapa versi babad yang meyakini bahwa Maulana Ishaq adalah keturunan ke-11 dari Husain bin Ali, yaitu cucu Nabi Muhammad SAW sesuai nasab beliau yaitu Nasab keluarga Maulana Ishaq yang lengkap dan benar adalah: Maulana Ishaq bin Husein Jamaluddin [Syaikh Jumadil Kubro] bin Ahmad Syah Jalaluddin bin 'Abdullah Khan bin Abdul Malik Azmatkhan bin 'Alwi 'Ammil Faqih bin Muhammad Shohib Mirbath bin 'Ali Khali Qasam bin 'Alwi Shohib Baiti Jubair bin Muhammad Maula Ash-Shaouma'ah bin 'Alwi Al-Mubtakir bin 'Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin 'Isa An-Naqib bin Muhammad An-Naqib bin 'Ali Al-'Uraidhi bin Imam Ja'far Ash-Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam 'Ali Zainal 'Abidin bin Imam Husain Asy-Syahid bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah Saw.

Dakwah di Majapahit Tumur (Blambangan) dan Samudra Pasai
Disela-sela aktivitas tugasnya, maulana ishaq selalu mengajarkan dan memberikan ilmu kepada masyarakat yang disinggahinya termasuk masyarakat Blambangan pada waktu itu.

Dewi Sekardadu & Maulana Ainul Yaqin (Sunan Giri)
Saat Maulana Ishaq mengunjungi wilayah Majapahit Timur tepatnya di blambangan, beliau dijodohkan dengan Dewi Sekardadu putri raja blambangan, dari perkawinannya dikaruniai seorang anak dan diberi nama Maulana Ainul Yaqin.dewi sekardadu wafat setelah melahirkan anaknya, setelah itu Maulana Ishaq membawa ananknya (Maulana Ainul Yaqin) ke gresik dan dititipkan pada Maulana Malik Ibrahim(kakak dari Maulana Ishaq) dan Nyi Gede Pinati, guna menghadap ke tiongkok dan menjalankan Tugas kembali sebagai duta/utusan keliling tiongkok.
Maulana Ishaq sering berkunjung ke gresik sebagai utusan/kurir tiongkok sekaligus menyempatkan diri untuk bertemu/menengok anaknya (Maulana Ainul Yaqin/Sunan Giri)

Masa Akhir
Setelah tidak lagi menjabat sebagai utusan/duta tiongkok, maulana ishaq memutuskan untuk menetap di samudra pasai dan menyebarkan ilmu agama pada masyarakat di samudra pasai dan sekitarnya sampai akhir hayatnya.